Pengertian dan Sintak Model Pembelajaran Discovery Learning

Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning

Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyingkap atau mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada namun belum mengemuka dan menemukan solusinya berdasarkan hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga siswa memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan persoalan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran penemuan (Discovery Learning) adalah pembelajaran untuk menemukan konsep, makna, dan hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada peserta didik; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme.

Sumber : https://i.ytimg.com/vi/RCdC3cmxNy8/maxresdefault.jpg

Model discovery merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Bahan ajar yang disajikan dalam bentuk pertanyaan atau permasalahan yang harus diselesaikan. Jadi siswa memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, melainkan melalui penemuan sendiri. Bruner (dalam Kemendikbud, 2013b: 4) mengemukakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Penggunaan discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus Ekspositori, siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery, siswa menemukan informasi sendiri.

Discovery Learning merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran teacher oriented ke student oriented, mengubah modus ekspository diamana siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery siswa menemukan informasi sendiri dalam konsep belajar.Sesungguhnya discovery Learning merupakan pembentukan konsep – konsep yang dapat memngkinkan terjadinya generalisasi. Berdasarkan uraian datas Discovery Learning merupakan pembelajaran untuk mnemukan konsep, makna dan hubungan kausal melalui penggorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Adapun Karakteristik dari Discovery Learning adalah Peran guru sebagai pembimbing, eserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan, bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat kesimpulan.

Model pembelajaran Discovery learning merupakan model yang menggiring peserta didik memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert Sund dalam Malik, 2001:219).




SINTAK MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Langkah kerja (sintak) model pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:

  1. Pemberian rangsangan (Stimulation);
  2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
  3. Pengumpulan data (Data Collection);
  4. Pengolahan data (Data Processing);
  5. Pembuktian (Verification), dan
  6. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

Pemberian Rangsangan (Stimulation)

Guru memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain.

Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)

Siswa menemukan permasalahan, mencari informasi terkait permasalahan, dan merumuskan masalah.

Pengumpulan data (Data Collection)

siswa mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi (mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, terutama jika satu alternatif mengalami kegagalan).

Pengolahan data (Data Processing)

Siswa mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata (melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif).

Pembuktian (Verification)

Siswa mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.

Menarik simpulan/generalisasi (Generalization)

Siswa digiring untuk menggeneralisasikan hasil berupa kesimpulan pada suatu kejadian atau permasalahan yang sedang dikaji


Langkah-langkah pembelajaran discovery learning

LANGKAH KERJA

AKTIVITAS GURU

AKTIVITAS SISWA

Pemberian rangsangan (Stimulation)

Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah

-Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.

-Stimulasi pada fase ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.

Pernyataan/ Identifikasi masalah (Problem Statement)

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan

Pengumpulan data
(Data Collection)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis

Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Pengolahan data
(Data Processing)

Guru melakukan bimbingan pada saat peserta didik melakukan pengolahan data.

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

Pembuktian (Verification)

Verifikasi bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data.

Menarik simpulan/ generalisasi (Generalization)

Menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadianatau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.


Keunggulan Model Pembelajaran Discovery Learning

Pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran harus diiringi dengan suatu pertimbangan untuk mendapatkan suatu kebaikan ataupun kelebihan. Hosnan (2014) mengemukakan beberapa kelebihan dari model discovery learning yakni sebagai berikut :

  1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif dan proses-proses kognitif
  2. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
  3. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lain, bekerja sama dengan yang lain.
  4. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.
  5. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
  6. Melatih siswa belajar mandiri.
  7. Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir. kemampuan untuk menemukan hasil akhir.

Kelemahan Penerapan
Discovery Learning

  1. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
  2. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
  3. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru. akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

Assessment/ penilaian dalam pembelajaran Discovery

Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penilaiannya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.

*Tulisan ini diadobsi dari Materi Diklat Jarak Jauh Model Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Denpasar Angkatan IV Tahun 2021, WI I Wayan Arya Adnyana

Post a Comment

Terimakasih untuk anda telah berkomentar di postingan ini

Previous Post Next Post